Pertama adalah rumahtangga yang selalu berfikir keras bagaimana keyakinan kepada Allah terus meningkat. Tidak ada orang ikhlas kecuali yakin kepada Allah. Tidak ada sabar kecuali kenal kepada Allah. Tidak ada orang zuhud kecuali orang yang tahu kekayaan Allah. Tidak ada orang tawadhu' kecuali orang yang tahu kehebatan Allah. Makin akrab dan kenal dengan Allah pasti akan memberi kesan positif dalam diri kita. Setiap hari dalam hidup kita seharusnya difikirkan bagaimana kita dekat dengan Allah. Kalau Allah sudah mencintai mahluk segala urusan akan beres.
Oleh itu, apa pun yang ada dirumah harus menjadi asbab kepada kita untuk mendekatkan diri kepada Allah. Beli barang apa pun harus yang disukai Allah. Supaya rumah kita menjadi rumah yang disukai Allah. Boleh memiliki barang yang bagus tanpa diwarnai dengan takabur. Bukan perkara mahal atau murah, bagus atau tidak tetapi apakah nanti mampu dipertanggungjawabkan disisi Allah atau tidak. Bahkan dalam mendengar lagu yang disukai Allah siapa tahu kita dipanggil Allah ketika mendengar lagu. Rumah kita harus Allah oriented. Kaligrafi dengan tulisan Allah. Kita senang melihat rumah mewah dan islami. Jadikan semua harta jadi dakwah mulai kenderaan sampai rumah.
Apa yang kita fikirkan, Allah sudah mengetahui apa yang kita fikirkan. Yang harus kita fikirkan adalah bagaimana dekat dengan Allah, selanjutnya Allah yang akan mengurus. Kalau hubungan kita dengan Allah bagus semua akan beres. Barangsiapa yang dekat dengan Allah, akan diberi jalan keluar setiap urusannya. Dan dijamin dengan rezeki dari tempat yang tidak diduga-duga. Dan barang siapa hatinya yakin Allah yang punya segalanya, akan dicukupkan segala keperluannya. Jadi bukan dunia ini yang menjadi masalah tetapi hubungan kita dengan Allah-lah masalahnya.
Kedua adalah rumahtangga yang paling produktif dalam kebaikan. Wang paling berkah adalah wang yang paling tinggi produktivitinya. Kaya boleh asal produktif. Boleh mempunyai rumah banyak asal diniatkan agar berkah demi Allah itu akan beruntung. Kerana itu, teruslah mencari wang. Bukan untuk memperkaya diri semata-mata tetapi bersedia pula untuk mengagihkannya untuk ummah yang memerlukan. Sedekah itu tidak akan mengurangi harta kita kecuali bertambah. Jadi fikiran kita bukan akan apa kita dapat? Tapi apa yang boleh kita perbuat? Orang beruntung setiap waktu fikirannya produktif mengenai kebaikan. Selagi hidup, lakukan yang terbaik, sesudah mati kita tidak aad upaya lagi. Kalau sudah melaksanakannya, nanti Allah yang akan memberi, itulah namanya rezeki. Orang yang beruntung adalah orang yang paling produktif kebaikannya.
Ketiga adalah rumahtangga yang dihiasi saling nasihat menasihati dalam kebenaran dan kesabaran. Kata-kata terbaik yang kita katakan adalah meminta pandangan dan nasihat. Ayah meminta nasihat anak atau isteri, niscaya tidak akan kehilangan wibawa. Dan kita tidak mampu menjadi penasihat yang baik sebelum ia menjadi orang yang boleh dinasihati. Tidak akan mampu kita memberi nasihat jika kita tidak boleh menerima nasihat. Nikmatilah nasihat sebagai rezeki dan bukti kesuksesan hidup. Sayang, hidup hanya sekali dan sebentar, namun malang kita tertipu dengan diri sendiri kerana melayan nafsu dan dunia. Fikirkan sekarang, jangan bertangguh dalam merubah diri dan keluarga untuk hampir kepada Allah.
No Response to "Muhasabah Bersama Keluarga Kita"
Post a Comment